Pendidikan merupakan bekal utama untuk menjalani kehidupan. Tanpa adanya pendidikan kita tidak akan pernah tahu apa – apa. Pendidikan yang memberikan kita jalan untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan. Tujuan dari Pendidikan yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak manusia. Pada jaman modern ini kita bertemu dengan hal yang serba instan, apapun yang diinginkan bisa didapatkan melalui satu genggaman yang menyebabkan manusia itu lebih malas untuk bekerja. Karena semua hal sudah dibantu oleh Teknologi.
Generasi yang menerima semua serba instan inilah yang disebut dengan generasi milenial. Beberapa alat yang meringankan beban manusia dalam pekerjaannya dengan sangat cepat yaitu Handphone, laptop, Sepeda Motor, mesin cuci, blender, dan sebagainya yang diciptakan untuk meringankan pekerjaan manusia agar menjadi lebih mudah. Sungguh berbeda dengan keadaan sebelum mengenal canggihnya teknologi.
Sebelumnya para pendidik di seluruh Indonesia memang telah merencanakan mengajar menggunakan media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dengan menggunakan media pembelajaran pada era digital. Media pembelajaran yang dimaksud yaitu Radio, Televisi, Youtube, Google, Laptop, Handphone dengan bertujuan agar semua komponen sekolah tidak jauh tertinggal oleh kemajuan teknologi.
Pandemi Covid-19 yang menyebabkan seluruh dunia serentak melaksanakan pembelajaran online atau dalam jaringan (Daring) karena keterbatasan waktu untuk bertatap muka secara langsung demi keselamatan bersama. Disinilah orang Tua siswa baru sadar akan sulitnya menjadi seorang tutor. Mendidik satu anak saja sangat susah, apalagi yang jumlah siswanya sampai Ribuan setiap tahunya.
Jadi peran Orang Tua dan Guru sangatlah penting dalam mendidik anaknya. Orang tua tidak bisa menyerahkan anaknya sepenuhnya untuk dididik di sekolah. Namun harus adanya kerjasama antara orang tua, tutor dan Peserta didik didalam mendidik atau membimbing Peserta didik tersebut agar bisa memiliki karakter yang baik.
Era digital menyebabkan segalanya berubah drastis, terutama perubahan bisa dilihat dari karakter peserta didik yang kini sering disebut generasi milenial.
Ada 3 faktor penyebab yang menyebabkan perubahan sikap seseorang. Diantaranya dikarenakan oleh pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Pengaruh Lingkungan keluarga yang sering terjadi adalah perceraian orang tua, pertikaian orang tua, ekspresi sebagai anak tiri atau dianak tirikan, ekspresi ketidakpedulian orang tua kepada anak, terlalu dimanjakan orang tua, selalu dilindungi atau dibela oleh orang tua apapun tindakan si anak, selalu mendapat dukungan dari keluarga apapun tindakannya.
Kepekaan Guru/Tutor terhadap Psikologis juga merupakan tantangan berat untuk menghadapi generasi milenial pada Era Digital di abad 21 ini. Untuk itu Guru/Tutor perlu meningkatkan Kompetensi dengan giat mengikuti pelatihan, Webinar, workshop dan meningkatkan kompetensi dalam penggunaan teknologi yang berkembang, salah satu contohnya alat bantu yang digunakan ketika melangsungkan proses belajar mengajar agar tidak jauh tertinggal.
Perubahan dalam sistem pendidikan tentunya akan berdampak pula pada peran guru sebagai tenaga pendidik. Guru/Tutor dituntut memiliki kompetensi tinggi untuk menghasilkan peserta didik yang mampu menjawab tantangan Generasi Milenial di Era Digital di abad ke -21. Ada lima kompetensi yang harus disiapkan Guru/Tutor yaitu, pertama, educational competence ( kompetensi pembelajaran berbasis internet sebagai basic skill), kedua competence for technological commercialization (seorang guru harus mempunyai kompetensi yang akan membawa peserta didik memiliki sikap entrepreneurship dengan teknologi atas hasil karya inovasi peserta didik), ketiga competence in globalization (guru tidak gagap terhadap berbagai budaya dan mampu menyelesaikan persoalan pendidikan), Keempat competence in future strategies (kompetensi untuk memprediksi dengan tepat apa yang akan terjadi di masa depan dan strateginya, dengan cara joint lecture, joint-research, joint-resources, staff mobility, dan rotasi), Kelima, conselor competence (kompetensi guru untuk memahami bahwa ke depan masalah peserta didik bukan hanya kesulitan memahami materi ajar, tetapi juga terkait masalah psikologis akibat perkembangan zaman).
Kondisi Pandemi Virus yang Terus Meningkat, mendorong Pihak Lembaga PKBM Harapan Bangsa terus meningkatkan Model dan Inovasi Digital Pula Untuk menyiapkan strategi pembelajaran yang mudah dan menyenangkan bagi Warga Belajar PKBM Harapan Bangsa, dan seluruh masyarakat pada umumnya.
Saat ini Semua Sekolah Formal dan Nonformal telah ditutup Ruang Belajar dan dilarang dengan Aturan Kesehatan untuk menjaga bersama agar mematikan langkah penyebaran Covid-19 Dapat Terhenti.dan fakta membuktikan bahwa Ciri Khas Pembelajaran pada Jalur Pendidikan Nonformal yang selama ini, dipandang sebelah mata, dan masyarakat menganggap Jalur Pendidikan formal yang dianggap sangat Fantastis.namun di masa Pandemik Covid-Disease atau covid-19 ini, Seluruh Dunia Menggunakan Jalur Nonformal yang disebut Belajar Dari Rumah (Hom Schooling) Berbasis Daring.
situasi Pandemi ini sekaligus mengedukasi masyarakat memahami Konteks Definih Pendidikan yang sesungguhnya. yaitu Pendidikan tidak pernah mengenal waktu, Tempat, dan Kapan saja siapapun akan belajar secara Merdeka.inilah roh dari Jalur Pendidikan nonformal yang saat ini sedang digunakan juga oleh Jalur Pendidikan Formal.
dalam kegiatan Webiner dengan Tema Peningkatan Kompetensi PTK dan Peserta didik, Direktur ( Petrus Allung, SH) Menyatakan bahwa Para Pendidik dan Peserta didik dalam Koneksi Pembelajaran di masa Covid-19 ini, wajib melakukan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Berbasis E-Learning dengan Aplikasi http://setara.kemdikbud.go.id/ lihat Tutorial Peningkatan Kompetensi Tutor/Pendidik dan Peserta didik.sejatinya Pemerintah menyediahkan Aplikasi ini jauh sebelum Pandemi Untuk memfasilitasi Penserta didik pendidikan nonformal dan Para Tutor/Tenaga Pendidik Nasional yang Mencapai Jutaan Orang.
Pada kegiatan diskusi ini juga para peserta didik sanagt antusias menyampaikan keluhan-keluhan langsung kepada Direktur dan Penilik yang bersama-sama dalam kegiatan webiner, bahwa peserta mengalami kendala yang sangat berarti untuk mengikuti Pembelajaran Online di masa Covid sesuai jadwal antara lain:( Pekerjaan, Pulsa data/Internet, Belum menguasai aplikasi digital, koneksi buruk dan belum ada Tutorial khusus terhadap penggunaan aplikasi http://setara.kemdikbud.go.id/.
pada kesempatan webiner ini juga turut serta hadir berpartisipasi Bapak Penilik PLS Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kota Kupang Bpk Meiman Poyck, S.Pd, memberikan penguatan psikologi kepada peserta dan tutor, sekaligus apresiasi kepada Direktur yang sudah mengambil langkah antisipatif yang amat cepat sehingga peserta didik mampu menggunakan aplikasi pemerintah untuk melakukan pembelajaran dengan bangga, senang dan bahagia.namun perlu disadari bahwa lembaga harus melalukan rancangan yang lebih inovatif lagi, agar tidak menyulitkan peserta didik di masa pandemi yaitu: ( Durasi Waktu Pembelajaran, Penugasan/evaluasi, Pembobotan soal, dan kiat-kiat lain seperti skejul mengantisipasi peserta yang terlambat mengakses pembelajaran karena beberapa factor antara lain: (Pekerjaan, Koneksi, Aplikasi dan Alat yang tidak memadai).
” PENGELOLAAN DAN PENGISIAN ABSEN PESERTA DIDIK SECARA ONLINE”
https://www.youtube.com/watch?v=H6RaZ4KLw3Q&t=3s